Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam proses belajar, seorang mentee membutuhkan pendamping atau mentor sebagai pengarah dalam prosesnya. Pendampingan tidak semudah yang dibayangkan, karena terkadang banyak terjadi kegagalan dalam proses pendampingan. Lalu hal apa yang membuat sebuah pendampingan gagal?
Pendampingan bisa gagal karena kurangnya feedback atau umpan balik dari mentor kepada mentee. Feedback merupakan komponen penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran, sebuah feedback sangat berpengaruh, karena dengan feedback mentee dapat mengetahui dimana letak salahnya, kurangnya, atau sebuah apresiasi yang dia dapatkan dari sebuah karyanya.
Feedback memiliki dua bentuk, pertama adalah feedback secara tertulis dan kedua feedback lisan. Feedback secara tertulis bisa dilakukan melalui pesan whatsapp, gmail, atau catatan yang diberikan kepada mentee. Feedback lisan dilakukan secara face to face langsung antara mentor dan siswa, dalam kondisi pandemi ini biasanya feedback lisan dilakukan melalui video conference.
Feedback positif dan negatif keduanya bisa mempunyai efek yang baik pada pembelajaran. Secara khusus, feedback membantu mentee memahami kesalahan yang telah diperbuat. Feedback juga dapat mendorong mentee untuk melakukan evaluasi pribadi. Feedback positif dapat mendorong mentee untuk terus berkembang dan selalu meningkat.
Ada beberapa hal yang mungkin mempengaruhi pemberian feedback dalam pembelajaran. Pertama adalah kedekatan antara mentor dengan mentee yang dapat memengaruhi bagaimana feedback tersebut terserap. Ketika seorang mentor dan mentee memiliki hubungan yang baik layaknya keluarga, seorang mentee tidak akan merasa tertekan dan keberatan ketika dia mendapat sebuah feedback.
Kedua, dalam pemberian feedback mentor dapat mengingatkan tujuan yang ingin dicapai, sehingga mentee dapat termotivasi untuk terus berjuang mencapai tujuannya. Ketika seorang mentee mendapat motivasi dan dorongan lebih, mereka otomatis akan menjadi lebih ingin cepat bisa mencapai tujuan yang dia inginkan.
Ketiga yaitu sebuah feedback harus disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh mentee. Mentor bisa memberi feedback sambil ngobrol santai tapi serius, lalu di akhir sesi meminta mentee untuk merekap poin-poin yang sudah dia dapat, dengan begitu mentor akan mengetahui di titik mana siswa memahami obrolan tadi.
Feedback perlu dilakukan demi kelancaran proses belajar dan untuk meningkatkan skill mentee. Feedback bisa dilakukan secara lisan maupun tulisan tergantung dengan situasi dan kondisi.