Sering kali terdengar keluhan dari beberapa pihak orang tua terhadap perilaku anaknya, mereka kerap beranggapan bahwa sang anak memiliki beberapa perubahan dan perubahanya cenderung mengarah ke perilaku pemberontakan. Ya, hal ini menjadi hal yang perlu ditelusuri lebih lanjut, karena ini dikhawatirkan dapat menjadi konflik besar dalam keluarga dan mengganggu proses belajar anak.
Memang, beberapa anak memiliki perubahan berupa perilaku pemberontakan terhadap aturan atau keinginan orang tuanya, tapi ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan baik dari pihak anak ataupun pihak orang tua, seperti bagaimana cara pendampingan orang tua terhadap anak sebelumnya atau bagaimana pola pikir (mindset) yang tertanam di dalam diri anak.
Ketidaktepatan cara pendampingan orang tua terhadap anak. beberapa pihak orang tua perlu menyadari dan mengukur kembali proses pendampingannya terhadap anak. jika disadari, kerap sekali orang tua memberikan perintah atau memberikan larangan pada anaknya untuk melakukan suatu kegiatan tanpa memberikan alasan mengapa hal itu harus mereka lakukan. Lalu megapa hal ini bisa menjadikan anak memiliki sikap berontak? Ya tentu, hal ini terjadi karena anak merasa penasaran dan ingin membuktikan hal yang di larang oleh orang tuanya.
Untuk beberapa kasus anak memang menurut terhadap perintah orang tuanya tapi hal ini tidak akan bertahan lama, apalagi jika anak memiliki keinginan yang berbeda dengan perintah dan keinginan orang tuanya, dapat dipastikan jika momen ledakan atau pemberontakannya semakin besar.
Pengaruh mindset yang dimiliki anak. beberapa anak menganggap bahwa orang tuanya melakukan ketidakadilan atau bahkan menganggap perintah atau larangan dari pihak orang tuanya sebagai bentuk penjerumusan mereka menjadi sesuatu yang berpengaruh buruk kedepannya. Ya jelas semua itu mereka pikirkan, karena memang orang tua tidak memberi penjelasan akan maksud perintah dan larangan yang mereka berikan pada anak mereka. tapi sebenarnya hal ini dapat dihindari dengan cara berdiskusi dan membangun komunikasi yang baik.
Kurangnya momen berkomunikasi (penyampaian pendapat) menjadi penyebab utama terjadinya salah faham antar orang tua dan anak. dengan komunikasi yang baik akan membantu proses pendampingan menjadi hal yang mudah dan terhindar dari konflik.
Apakah kamu memiliki pengalaman yang sama dengan artikel ini? Atau kamu ingin berbagi pengalamanmu sebagaibahan pembelajaran? Silahkan tinggalkan pesan dikolom komentar.