Perkembangan teknologi mempercepat segalanya. Bermacam-macam bentuk kesulitan atau hambatan yang ada pada masa lalu sedikit demi sedikit terkikis oleh kehadiran teknologi yang kian lama semakin maju. Orang dapat mengakses apa yang ia butuhkan dengan mudahnya lewat gadget mereka yang hanya seukuran genggaman tangan. Namun kenapa orang zaman sekarang, dengan akses material yang sangat lengkap, masih saja suka mengeluh soal hidup mereka?
Kita terpenuhi secara materi, tetapi kosong secara nurani. Disinilah letak pentingnya penggunaan hati, yang diwujudkan dalam bentuk adab. Adab dapat membimbing manusia untuk menjadi makhluk yang lebih baik. Ancaman dan bahaya yang timbul dari munculnya kecanggihan teknologi ini dapat ditekan ketika seseorang itu beradab. Dari akar katanya dalam bahasa Arab, adab berarti sopan santun. Atau dalam arti luasnya dapat diartikan sebagai tata karma, moral sosial, nilai-nilai, atau apa saja yang dianggap baik dalam tatanan masyarakat.
Sepintar-pintarnya orang adalah meraka yang mengetahui pentingnya posisi adab ini. Para tokoh-tokoh besar seperti Imam Malik, sangat menekankan pentingnya peranan adab dalam pendidikan. Bahkan ketika ia belajar kepada salah satu gurunya yang bernama Syaikh Rabiah selama 20 tahun, hanya 2 tahun yang digunakannya untuk belajar ilmu. Sedangkan 18 tahun lainnya digunakan untuk mempelajari adab. Imam Malik kemudian di lain kesempatan berkata, “pelajarilah adab sebelum mempelajari sebuah ilmu.”
Ilmu setinggi apapun akan menjadi sia-sai jika tidak didasari dengan adab. Kecenderungan orang ketika memiliki illmu yang tinggi ialah hatinya akan ikut meninggi. Ia akan merasa lebih baik daripada lainnya karena mempunyai kemampuan dan kapasitas. Kemudian perasaaan itu akan bermanifestai dalam bentuk kesombongan, inilah bahaya dari menimba ilmu tanpa adanya kesadaran akan pentingnya adab.
Dengan adab manusia dituntun untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu adab harus menjadi pondasi bagi seseorang dalam hidup. Pribadi yang berperilaku baik, ramah kepada sesama, bersikap dengan tata karma yang sopan, pasti akan disukai orang-orang disekelilingya. Tidak hanya itu, manusia yang beradab akan dimudahkan dalam perjalanannya mencari ilmu. Mempelajari adab secara terus menerus tidak akan menghalangi seseorang untuk pintar secara ilmiah. Justru melakukannya akan membantunya untuk memiliki ilmu secara lebih baik.